6/21/2008

Saya dan Imaji tentang Footnote

Di tengah-tengah pengerjaan skripsi yang begitu melelahkan dan emosional, saya berimajinasi...

Imajinasi tentang sebuah catatan kaki (footnote)

Sejujurnya saya merasa tidak bisa menaklukkan konsep-konsep para ahli HI. Saya merasa kalah, atau tepatnya menyerah memahami konsep yang membingungkan ini. Mungkin aku tidak bisa seperti mereka. Hidup untuk HI... mengembangkan sebuah teori yang kemudian digunakan hingga zaman anak, cucu, cicit mereka. Robert Gilpin, Robert Keohane, Morgenthau, Henry Kisinger, Howard Lentner... pemikirannya selalu hidup dalam buku-buku kuliah. Mereka hanya hidup sekali tapi dikenang selalu. Yah... paling tidak bagi penggelut HI. Sama halnya seperti William Shakespeare atau Oscar Wilde dalam dunia sastra... atau John Lennon atau Jimi Hendrix dalam dunia musik.

Lalu saya berpikir (ngawur)... ah suatu hari nanti nama saya akan tertera di footnote dan daftar pustaka skripsi seorang mahasiswa. Hahaha... Mungkin menyenangkan karya kita menjadi bahan acuan seseorang... membantu seseorang melalui sebuah pemikiran. Footnote... menjadi sebuah penanda yang relevan bagi hidup ini... Kita tidak mungkin hidup sendiri, kita butuh seseorang. Pencantuman footnote bukan hanya sebagai penghindar supaya kita tidak dianggap seorang plagiator. Tapi buat saya, sebagai pengingat bahwa merekalah yang membantu kita menyelesaikan tulisan.

Saya kemudian berimajinasi liar, nama saya ada di antara tokoh-tokoh di atas. Berdesakan di area footnote yang sempit berspasi tunggal dan berukuran 10. Harapan menjadi sebuah footnote rasanya menggelitik. Cukup menjadi catatan kaki, dan saya merasa menang sejenak dari konsep-konsep HI yang memusingkan.

-Deste-
(yang sedang menulis footnote untuk kerangka pemikiran haha)

Tidak ada komentar: